Penyebab Perempuan Minangkabau Merantau dan Pengaruh Relasi Sosial Keluarga Inti dalam Sistem Kekerabatan Matrilinieal

Authors

  • Ahsani Nadia Univeritas Negeri Padang
  • Randa Putra Chaniago Universitas Negeri Padang
  • Tasha Dwilamisa Putri Universitas Negeri Padang
  • Rizka Yani Universitas Negeri Padang
  • M. Hibatul Wafi Universitas Negeri Padang

DOI:

https://doi.org/10.35134/jpsy165.v15i4.204

Keywords:

Merantau, Minangkabau, Matrilineal, Relasi Sosial, Perempuan Minang

Abstract

Merantau adalah hal yang banyak terjadi pada orang Minang. Istilah merantau dikenal juga dengan migrasi. Fenomena merantau sudah menjadi tradisi turun temurun bagi orang Minangkabau. Merantau telah mengalami perubahan yang sebelumnya hanya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tinggal di kampung halamannya, namun kini laki-laki dan perempuan meninggalkan kampung halaman. Konsep merantau dari sosial ekonomi harapannya dapat menjanjikan masa depan menjadi kehidupan yang lebih baik, dikarenakan kehidupan di kampung kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya, sehingga laki-laki dan perempuan meranatau. Kemana pun mereka merantau, mereka selalu menjadi urang awak dan dapat menunjukkan budaya dari mana mereka berasal, yaitu Minangkabau. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi penyebab perempuan Minangkabau merantau, melihat ada tidaknya pengaruh keluarga yang menyebabkan perempuan Mingkabau merantau dan mendeskripsikan relasi sosial dan komunikasi yang digunakan tehadap internalisasi nilai-nilai budaya di tanah rantau. Partisipan yang dilibatkan adalah perempuan Minangkabau yang tumbuh di wilayah Minangkabau serta saat ini berdomisili di luar provinsi Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara berupa open-ended-questionnaire disusun dalam panduan semi-terstruktur. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mengumpulkan dan mengkategori kata kunci tanggapan partisipan ke dalam kelompok. Hasil temuan menunjukkan; pertama, alasan utama yang perempuan merantau yakni pekerjaan, pendidikan dan pernikahan. Temuan kedua yaitu sedikitnya pengaruh keluarga yang menyertai perempuan Minangkabau merantau. Terakhir, sebagian besar partisipan masih memegang dan menerapkan kebudayaan di rantau dan menjalankan hubungan baik dengan keluarga dan sanak-saudara di kampung halamannya.

References

A. D. Maharani and S. Hudoyo. (2022). Minangkabau Matrilineal Relationship In The Love For Sale 2 Film J. Seni Media Rekam, vol. 13, no. 2, pp. 108–119. Https://doi.org:10.33153/capture.v13i2.3833.

N. Hartati and K. W. Yuniarti. (2020). Apakah Sistem Kekerabatan Matrilinieal di Suku Minang Masih Membudaya? Analisis Tematik pada Makna Pemberian Dukungan Sosial Mamak Kepada Kemenakan. J. Psikol. Sos., vol. 18, no. 3, pp. 199–210. Https://doi.org:10.7454/jps.2020.20.

I. Ariani. (2015). Nilai Filosofis Budaya Matrilineal di Minangkabau (Relevansinya Bagi Pengembangan Hak-Hak Perempuan di Indonesia). J. Filsafat, vol. 25, no. 1, pp. 32–55. Https://doi.org/10.22146/jf.12613.

I. Ariani. (2015). Nilai Filosofis Budaya Matrilineal di Minangkabau (Relevansinya Bagi Pengembangan Hak-Hak Perempuan di Indonesia). J. Filsafat, vol. 25, no. 1, pp. 32–55. Https://doi.org/10.22146/jf.12613.

I. Ariani. (2015). Nilai Filosofis Budaya Matrilineal di Minangkabau (Relevansinya Bagi Pengembangan Hak-Hak Perempuan di Indonesia),” J. Filsafat, vol. 25, no. 1, pp. 32–55. Https://doi.org/10/22146/jf.12613.

M. Munir. (2015). Sistem Kekerabatan Dalam Kebudayaan Minangkabau: Perspektif Aliran Filsafat Strukturalisme Jean Claude Levi-Strauss. J. Filsafat, vol. 25, no. 1, pp. 1–31, 2015, doi: https://doi.org/10.22146/jf.12612.

Yulianti, A. Ahmad, and F. Lestari. (2020). Undang-Undang Sumatera Barat (Minangkabau) Tahun 1837-1862,” Hist. Madania, vol. 4, no. 1, pp. 31–60.

Https://doi/org.10.15575/hm.v4i1.9185.

H. WS. (2015). Kearifan Lokal dalam Tradisi Lisan Kepercayaan Rakyat Ungkapan Larangan Tentang Kehamilan, Masa Bayi, dan Kanak-Kanak Masyarakat Minangkabau Wilayah Adat Luhak Nan Tigo,” KEMBARA. J. Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, vol. 1, no. 2, pp. 198–204. Https://doi.org/10.22219/kembara.v1i2.2615.

S. S. A. and F. Yulika. (2017). Pertautan Budaya dan Sejarah Minangkabau Indonesia dan Negeri Sembilan Malaysia. Kota Padang Panjang. Https://doi.org/10.22146/jf.12613

D. R. S. Firdaus. (2020). How does Minangkabau’s Family Communication Pattern Affects Cultural Preservation and Cultural Erosion?,” KMP. J. Komun. Pembang., vol. 18, no. 2. Https://doi.org/10.46937/18202030330.

D. P. Rahmalia. (2020). Budaya Merantau Perempuan Minangkabau. JOM FISIP, vol. 7, no. 1, pp. 1–14. Http://dx.doi.org/10.21776/ub.sbn.2022.006.01.01.

M. Yanti and A. Afdhal. (2020). Budaya Marantau Masyarakat Nagari Suayan Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. J. Buana, vol. 4, no. 3, pp. 513–521. Https://doi.org/10.24036/student.v4i3.1000.

D. E. B. Saija, E. Titaley, and S. (2020). Angkotasan, “Migrasi orang minangkabau ke kota ambon. Vol. 4, no. 1, pp. 45–61. Https://doi.org:10.7454/jps.2020.20.

P. Wulandari, S. Widihastuti, and I. Nurhayati. (2020). Usaha Perantau Minangkabau di Kota Yogyakarta dalam Membina Hubungan dengan Kerabat Asal,” J. Civ. Media Kaji. Kewarganegaraan, vol. 15, no. 1, pp. 26–36. Https://doi.org/10.21831/jc.v15i1.16087.

R. Oktaviani, D. Safitri, and N. S. Herminasari. (2022). Budaya Merantau Perempuan Minangkabau (Studi pada Pedagang Perempuan Minangkabau di Pasar Kemiri Muka Beji Kota Depok Provinsi Jawa Barat). J. Stud. Budaya Nusant., vol. 6, no. 1, pp. 1–14. Https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2022.006.01.01.

V. Emita, Z. Zusmelia, and M. Marleni. (2018). Peran Perantau Terhadap Pembangunan di Jorong Galogandang, Nagari III Koto Kec. Rambatan Kab. Tanah Datar. J. Ilmu Sos. Mamangan, vol. 2, no. 1, pp. 1–7. Https://doi.org/10.22202/mamangan.v2i1.1362.g57.

D. Wei, H. Ning, and T. Zhu. (2018). Social Relationship for Physical Objects,” Int. J. Distrib. Sens. Networks, vol. 14, no. 1. Https://doi.org/10.1177/1550147718754968.

J. Moyá, A. Stringaris, P. Asherson, S. Sandberg, and E. Taylor. (2019). The Impact of Persisting Hyperactivity on Social Relationships: A Community-Based, Controlled 20-Year Follow-Up Study. J. Atten. Disord., vol. 18, no. 1, pp. 52–60. Https://doi.org/10.1177/1087054712436876.

B. J. Gillespie, C. H. Mulder, and C. M. Eggleston. (2021). Measuring migration motives with open‐ended survey data: Methodological and conceptual issues. Popul. Space Place, vol. 27, no. 6, pp. 1–14. Https://doi.org/10.1002/psp.2448.

D. A. Dillman, J. D. Smyth, and L. M. Christian. (2018). Internet, Phone, Mail, and Mixed-Mode Surveys: The Tailored Design Method, 4th Edition. John Wiley & Sons. Https://doi.org/10.21776/ub.sbn.2022.006.01.01.

Downloads

Published

2022-11-29

How to Cite

Nadia, A., Putra Chaniago, R. ., Putri, T. D. ., Yani, R. ., & Wafi, M. H. (2022). Penyebab Perempuan Minangkabau Merantau dan Pengaruh Relasi Sosial Keluarga Inti dalam Sistem Kekerabatan Matrilinieal. Psyche 165 Journal, 15(4), 146–151. https://doi.org/10.35134/jpsy165.v15i4.204

Issue

Section

Articles